BPR ADI JAYA

KETUT WIRATJANA, S.E & PUTU SADIARTA, S.E, M. M.

Sejak badai pandemi Covid-19 pertama kali melanda negeri, terjadi akselerasi transformasi digital di berbagai sektor penting pada kehidupan masyarakat. Salah satunya percepatan digitalisasi berlangsung di industri perbankan, termasuk pula menyeluruh ke Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang banyak bertumbuh di pelosok. Begitu pula dengan BPR Adi Jaya Mulia yang hadir melayani masyarakat Kabupaten Buleleng khususnya dan Bali pada umumnya ikut merespon dinamika era transformasi digital pada usaha jasa perbankan.

Momentum pandemi Covid-19 telah mengubah gaya hidup dengan semakin meningkatnya pemanfaatan digital. Pandemi telah mengubah secara struktural cara kerja, cara beraktivitas, cara berkonsumsi, serta cara bertransaksi yang sebelumnya offline dengan kontak fisik menjadi lebih banyak ke online dan digital. Menyadari adanya dinamika tersebut, pihak pengelola PT BPR Adi Jaya Mulia mengambil langkah strategis dengan menyediakan layanan berbasis platform digital. “Diharapkan melalui digitalisasi keuangan ini dapat membantu nasabah BPR Adi Jaya Mulia mengakses layanan secara real time,” ujar Direktur Utama BPR Adi Jaya Mulia, Ketut Wiratjana, S.E.

Ketut Wiratjana, S.E menambahkan, dalam pelayananannya kepada nasabah pihaknya telah menggunakan teknologi terbaru dari PT USSI Bandung yang memenuhi ketentuan dan sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Terbukti melalui fitur layanan keuangan online tersebut, BPR Adi Jaya Mulia mendapat sorotan positif dari masyarakat khususnya di Kota Singaraja, Buleleng. Meski terbilang pendatang baru sebab PT BPR Adi Jaya Mulia sendiri baru diresmikan sejak tahun 2021 lalu setelah mengakuisisi salah satu BPR dari kota Tabanan.

PT BPR Adi Jaya Mulia yang dikelola pula oleh Komisaris Utama Anak Agung Ngurah Sudiptha, S.E., dan Direktur Putu Sadiarta, S.E., M.M. ini sejak awal diresmikan telah menargetkan segmentasi khusus. Ketut Wiratjana, S.E. menjelaskan BPR yang beralamat Jalan Ahmad Yani No.49 Singaraja ini menyasar nasabah dari kalangan UMKM. Sektor UMKM dinilai memiliki prospek cerah, bahkan terbukti di tengah pandemi para pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah mampu bertahan di saat sektor lainnya mengalami penurunan.

Scroll to Top